Allah Tidak Pernah Mendzalimi Hamba-HambaNya
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Allah Tidak Pernah Mendzalimi Hamba-HambaNya merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Nasihat-Nasihat Para Sahabat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 4 Muharram 1441 H / 04 September 2019 M.
Kajian Tentang Allah Tidak Pernah Mendzalimi Hamba-HambaNya
Di sini penulis buku membawakan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فِيمَا رَوَى عَنِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا ، فَلَا تَظَالَمُوا ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ ، إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ ، إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي ، فَتَنْفَعُونِي ، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا ، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا ، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا ، فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ ، فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
Dari Abu Dzar -semoga Allah meridhainya- dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam perkara yang beliau riwayatkan dari Allah Ta’ala (hadits qudsi) bahwasannya Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diriKu. Dan aku jadikan kezaliman itu sesuatu yang haram di antara kalian. Maka kalian jangan saling berbuat zalim. Wahai hamba-hambaKu, setiap kalian tersesat kecuali orang yang Aku berikan hidayah. Maka mintalah hidayah kepadaKu, niscaya Aku akan berikan kalian hidayah. Wahai hamba-hambaKu, setiap kalian itu lapar kecuali orang yang Aku berikan makan. Maka mintalah kepadaKu makan, niscaya Aku akan memberi kepada kalian makan. Wahai hamba-hambaKu, setiap kalian itu telanjang kecuali orang yang aku berikan pakaian. Maka mintalah pakaian kepadaKu, niscaya Aku akan memberikan kamu pakaian. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa di waktu malam dan siang, sementara Aku senantiasa mengampuni dosa. Maka mintalah ampun kepadaKu, niscaya Aku akan ampuni dosa kalian. Wahai hamba-hambaKu, kalian tidak akan bisa memberikan mudharat kepadaKu, tidak pula kalian akan mampu untuk memberikan manfaat kepadaKu. Wahai hamba-hambaKu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalaulah generasi awal kamu dan akhir kamu, manusia dan jin, semuanya mereka diatas setaqwa-taqwa hati seorang laki-laki di antara kalian, itu tidak akan menambah kerajaanKu sedikitpun juga. Wahai hamba-hambaKu, kalaulah generasi awal kalian sampai akhir kalian, manusia dan jin kalian, semua diatas hati yang paling buruk seseorang dari kalian, itupun tidak mengurangi kerajaanKu sedikitpun juga. Wahai hamba-hambaKu, kalaulah generasi awal kalian sampai akhir kalian, manusia dan jin kalian, semua berkumpul di sebuah tanah lapang dan semua mereka minta kepadaKu dan aku memberikan setiap manusia permintaannya, sama sekali tidak mengurangi kekayaanKu kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke dalam lautan. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya amalan-amalan itu Aku akan hitung untuk kalian kemudian Aku akan balas untuk kalian. Siapa yang menemukan balasan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan siapa yang menemukan balasan selain kebaikan, maka jangan ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim no. 2577)
Di sini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meriwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala atau yang disebut dengan hadits qudsi. Hadits qudsi yaitu hadits yang Rasulullah riwayatkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bedanya dengan Al-Qur’an adalah kalau Al-Qur’an lafadz dan maknanya semuanya dari Allah. Sedangkan hadits qudsi adalah maknanya dari Allah namun lafadznya dengan ungkapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri.
Di sini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meriwayatkan dari Allah Jalla wa ‘Ala. Bahwasannya Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي
“Hai hamba-hambaKu.”
Allah memanggil kita semuanya hamba-hamba Allah. Semua kita adalah hamba Allah. Adakah di dunia ini yang bukan hamba Allah? Tentu tidak ada. Semua adalah hamba Allah. Baik dia adalah seorang pemimpin, rakyat, orang Arab, orang Indonesia, orang Eropa, kulitnya putih, hitam, merah, kuning ataupun yang lain. Semua yang ada di muka bumi ini dan semua yang ada di alam semesta ini hamba-hamba Allah. Kita semua manusia, hamba Allah. Tuhan kita satu.
Maka di sini Allah memanggil kita semuanya, “Wahai hamba-hambaKu.”
إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي
“Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu.”
Apa itu kedzaliman?
Dzalim artinya meletakkan segala sesuatu bukan pada tempatnya. Adapun kalau ia letakkan sesuatu pada tempatnya disebut dengan adil. Kembalikan dzalim adalah adil. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan atas dariNya kedzaliman. Artinya Allah tidak akan pernah meletakkan segala sesuatu bukan pada tempatnya. Allah meletakkan kefakiran, itu semua dengan keadilan. Allah meletakkan kekayaan, semua itu dengan ilmu dan karunia serta rahmatNya. Allah memberikan balasan kebaikan, semua itu dengan karunia dan rahmatNya. Dan Allah memberikan adzab yang pedih, semua itu dengan keadilan.
Tidak mungkin Allah mendzalimi hambaNya sedikitpun juga. Makanya Allah berfirman:
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Rabbmu tidak akan pernah menzalimi siapapun juga.” (QS. Al-Kahfi[18]: 49)
Ketika kita tidak diberi oleh Allah harta dunia, bukan berarti Allah dzalim dan bakhil. Akan tetapi itu adalah merupakan konsekuensi dari keadilan dan hikmah setelah rahmat. Ada orang diberikan oleh Allah kekayaan, ada orang yang Allah berikan kepada mereka kemiskinan, bukan berarti Allah dzalim, bukan berarti Allah bakhil. Dan diberikan harta juga bukan menunjukkan seseorang itu dikasihsayangi oleh Allah. Kaya, miskin itu bukan tanda kasih sayang Allah kepada seorang hamba. Akan tetapi kasih sayang Allah hakikatnya adalah siapa yang diberikan hidayah keimanan, ketakwaan, ketaatan, maka itulah orang-orang yang diberikan oleh Allah rahmat dan kasih sayang.
Ada orang yang terlahir dalam keadaan cacat, Allah tidak dzalim. Banyak di antara kita karena kurangnya keilmuan tidak mengerti kenapa terjadi begini dan begitu. Lalu dengan kekurangan ilmu kita ini kita tuduh Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Allah dzalim, Allah tidak sayang dan yang lainnya. Akibat daripada kurangnya ilmu kita. Sedangkan Allah berbuat semuanya dengan ilmu. Makanya jadikan sebuah ayat menjadi kaidah dalam kehidupan kita. Allah berfirman:
وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Allah yang maha tahu dan kamu tidak tahu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 216)
Allah berfirman:
وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Tidaklah kalian diberikan ilmu kecuali sedikit saja.” (QS. Al-Isra[17]: 85)
Ilmu kita sedikit. Bagaimana kita yang ilmunya sedikit hendak mengomentari ilmu Allah yang luas tak terhingga? Makanya kewajiban seorang hamba adalah yakin bahwa semua perbuatan Allah itu adil dan tidak mungkin dzalim. Yang kita pandang dzalim di mata kita itu akibat kekurangan ilmu kita. Hakikatnya itu bukan kedzaliman karena Allah yang maha tahu.
Allah terkadang tidak memberi bukan karena Allah bakhil. Tapi Allah tidak memberi karena ingin memberi yang lebih baik dari itu. Allah menghalangi dari seseorang harta dunia -bisa jadi- karena ilmu Allah bahwa dia kalau diberikan harta menjadi orang yang lupa daratan. Akhirnya Allah berikan dia kesempitan rezeki agar ia tidak menjadi orang-orang yang sombong. Akhirnya dia selamat daripada tertipu dengan dunia. Ia selamat daripada kesombongan dan yang lainnya.
Maka Allah tidak mungkin dzalim, saudaraku. Karena Allah telah mengharamkan atas diriNya kedzaliman. Tidak pernah Allah mendzalimi hamba-hambaNya. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
“Allah tidak pernah mendzalimi walaupun sebesar biji sawi.” (QS. An-Nisa[4]: 40)
Allah tidak pernah berbuat dzalim. Tapi hambalah yang tidak mengerti.
Dilarang Saling Mendzalimi
وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا
“Dan Aku menjadikan kedzaliman itu sesuatu yang diharamkan diantara kalian.”
Maka Allah mengharamkan kedzaliman di antara manusia untuk saling berbuat dzalim. Baik itu dzalim terhadap dirinya sendiri dengan cara memaksiati Allah. Karena orang yang maksiati Allah Subhanahu wa Ta’ala sebetulnya sudah mendzalimi dirinya sendiri. Bukankah larangan Allah semuanya mudzarat?
Maka orang yang melanggar larangan Allah hakikatnya dia sudah memberikan kepada dirinya mudzarat. Bukankah perintah Allah semuanya adalah maslahat? Dan apabila ditinggalkan malah menimbulkan mudzarat? Tentu iya. Maka orang yang meninggalkan perintah Allah hakikatnya ia sudah mendzalimi dirinya sendiri.
Maka mendzalimi dirinya sendiri dengan cara memaksiati Allah adalah haram. Apalagi dzalim terhadap orang lain. Maka ini pun juga haram. Dosanya besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku.. Semua bentuk kedzaliman dalam Islam hukumnya haram. Dan Allah telah mengharamkan kedzaliman. Dan Allah telah menyediakan adzab yang sangat pedih bagi orang-orang yang berbuat dzalim.
Bolehkah membalas Kedzaliman dengan Kedzaliman?
Selanjutnya Allah berfirman:
فَلَا تَظَالَمُوا
“Jangan kalian saling berbuat dzalim.”
Maka tidak boleh membalas kedzaliman dengan kedzaliman. Kalau ada orang yang mendzalimi kita, bolehkah kita kemudian mendzalimi dia? Maka itu jelas tidak diperbolehkan. Apabila ada orang yang mengghibah kita, bolehkah kita balas dengan cara mengghibah dia? Tentu ini diharamkan. Kalau ada orang yang mengambil harta kita lalu kita bahas dengan cara kita menghabiskan harta dia, ini pun juga tidak diperbolehkan.
Maka tentu, saudaraku.. Sekecil apapun kedzaliman didalam Islam diharamkan. Simak penjelasan lengkapnya pada menit ke-14:29
Download mp3 Kajian Tentang Allah Tidak Pernah Mendzalimi Hamba-HambaNya
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47746-allah-tidak-pernah-mendzalimi-hamba-hambanya/